Discover fascinating and informative short stories on our blog. From historical events to natural world facts, our random stories will captivate you. Read now and expand your knowledge in a fun and enjoyable way!

Sabtu, 29 Maret 2008

Ketika graffiti bukan lagi sebuah perlawanan

Sabtu, Maret 29, 2008 Posted by Tito , 9 comments

Graffiti awalnya sebagai salah satu media komunikasi, lambat laun berkembang menjadi satu media perlawanan dan protes. Karena perlawanan secara fisik dari golongan yang lemah dirasa dan secara nyata sering mengalami kekalahan, maka pada akhirnya graffiti muncul sebagai satu bentuk perlawanan baru dari kelas atau golongan yang kalah. Tak sekedar sebagai bentuk baru dalam perlawanan, graffiti juga menjadi media pembangunan kesadaran akan bagi kelas social masyarakat yang tergilas oleh kelas yang lain. Seolah-olah graffiti memberikan kita satu pembelajaran dan ajakan untuk melihat kondisi realitas social yang ada, dan tidak diam menghadapi hal itu.



Di bandarlampung ada sekelompok orang yang mencap dirinya sebagai LSA (lampung street art). Mereka membomb beberapa tembok didaerah bandarlampung. Karya mereka mendapat ’perlawanan’ dari kelompok lainnya, mereka ’menghujat LSA dengan membomb tembok mereka dengan kata ’graffiti adalah perlawanan’ dan di ’stensil’ dengan ’bomb atom’. Namun sehari kemudian tembok mereka kembali keluar dengan coretan terbaru. Dan dibalas hujatannya dengan kata ’area graffiti dengan kebenaran’ dan kembali ’berpesan’ dengan membomb di beberapa tempat yang intinya mereka hanya ingin berkreasi saja. Seorang teman sempat mengajak LSA berdiskusi dalam suatu acara, menurutnya LSA seharusnya menjadi wadah induk bagi semua kelompok2 street-art di bandarlampung. dan mereka (LSA) konon mendapat dukungan dari ’aparat-aparat’ berwenang untuk ’mengotori’ tembok-tembok kota, ini yang bisa memberikan mereka akses untuk mem-bomb tembok2 strategis dan berlenggang-lenggang saat mem-bomb tanpa takut di ’garuk’. Mereka hanya sekumpulan pemuda-pemuda yang punya bapak kaya, Kata temanku tadi. Lucunya lagi mereka membuat ini sebagai organisasi, dimana pasti ada ketua,wakil,anggota mungkin AD/ART.



graffiti satu fenomena tersendiri telah menjadi satu trendi masyarakat. Terlepas maksud dan tujuan dari graffiti action tersebut, baik untuk pure seni ata u yang memang ditujukan sebagai bentuk protes.



“Pasar” tetap jeli. Dia melihat fenomena dan besarnya antusias akan sesuatu hal, maka dia akan menjadikan hal itu sebagai komoditi untuk mendapatkan keuntungan baginya. Tak ada larangan memang mengenai hal ini, mengenai apa yang hendak dilakukan oleh “pasar” itu.
Kondisi seperti ini memiliki dampak berbeda bagi graffiti. Pertama, Graffiti akan banyak peminatnya, namun disisi lain graffiti telah menjadi barang dagangan. Untuk yang kedua, tentunya sangat buruk dampaknya bagi graffiti. Karena graffiti, seperti halnya hakekat dari seni yang bertujuan untuk ekspresi bebas dan tidak untuk diperjualbelikan. Jika hal ini terus berlanjut, mungkin kita tak akan heran satu saat, untuk melihat ’coretan’ graffiti harus mengeluarkan sejumlah uang.



Untuk melakukan perlawanan terhadap proses penghianatan terhadap graffiti sebagai seni, yang seharusnya tidak diperlakukan sebagai ’dagangan’ adalah graffiti itu sendiri. Graffiti yang sejati akan melakukan perlawanan atas kondisi ini. Coretan tembok-tembok publik pun akan sesak dengan berbagai macam protes. Bukan Cuma protes terhadap kondisi dimana graffiti menjadi komoditi, tapi juga protes terhadap sistem yang mem buat graffiti menjadi komoditi.



Ketika protes itu telah sampai kepada titik perlawanan terhadap sistem, maka graffiti tidak akan berjalan sendiri. Dia kan diiringi oleh manusia-manusia yang menjadi korban dari sistem ini.



(disarikan dari {Grafiti Action:“Sebuah Kontroversi, Antara Seni, Perlawanan dan Vandalisme”} - Alfa Gumilang)



diawali dengan ’lambang anarki’ masuk MALL, wajah Che- menjadi Sablonan distro, Mohawk jadi tren gaya rambut. Medio Perlawanan-pun lambat laun akan habis oleh kapitalisme”

9 komentar:

  1. Gw Anggota LSA

    Pertama
    bapak gw gak kaya dan beliau sudah meninggal dunia jd gw bikin graffiti dengan menggunakan uang hasil keringat gw sendiri jd gw bebas mo menggunakan uang itu untuk apa.

    Kedua
    Kami tidak mempunyai backup aparat, kami hanya meminta izin sebelum melakukan bombing.

    ketiga
    Silahkan saja jika kami dicap sebagagi orang yg 'MENGOTORI' tembok. setidaknya kami hanya berusaha menuangkan imajinasi kami dan menjadikan tembok yg tadinya penuh bekas poster menjadi sebuah galeri seni diruang publik.

    keempat
    apa salahnya menjadikan LSA sebuah organisasi? ketika anggota kami makin banyak, kami perlu sebuah manajemen untuk mengatur dan mengorganisirnya.

    kelima
    "KETIKA GRAFFITI BUKAN LAGI SEBUAH PERLAWANAN" JELAS!!! Kita bukan hidup dijaman pra kemerdekaan lagi!! siapa lagi yg akan kita lawan?? yang perlu kita lawan adalah kebohongan, ketamakan, keserakahan, dan saling menjatuhkan dalam diri sendiri!!

    Keenam
    Memang pada dasarnya tidak ada batasann untuk harga sebuah karya seni, tp seandainya pekerja seni tidak menjual karnyanya tidak akan ada seniman yg benar2 hidup atas karya mereka.. anda pekerja seni, anda tentu sudah mengerti hal itu.

    BalasHapus
  2. Thx untuk responsnya... 1st off All.
    kita memang memiliki sudut pandang berbeda, jadi bisa dibilang, hal yang saya didiskusikan/utarakan mengenai Sebagaimana mestinya sebuah "Graffiti" berbeda dengan kalian. Jadi biar ini jadi penambahan sudut pandang/pemikiran buat saya...

    pertama.
    ..maaf kalau saya menulis ini dengan asumsi aja tanpa bukti pasti...

    kedua
    ...ijin? boleh donk ajarin caranya ijin... saya pengen banget...thx. :)

    ketiga
    ...saya mengkutipkan kata mengotori.. saya dukung kok semua BOMBER... bukan antipati dengannya

    keempat
    ...yang saya maksudkan LSA adalah wadah, dari seluruh organisasi yang berbasis Street Art. saya hanya menyayangkan kalian "mengambil" nama organisasi kalian 'LSA" (-lihat tanda kutip di mengambil)

    Kelima
    kita memang memiliki Ideologi berbeda tentang perlawanan...yang saya rasa "Sistem" kita masih perlu perlawanan...

    Keenam
    setuju. saya hanya muak dengan hal-hal yang selalu menjadi KOMODITAS. semua menjadi "Trend" yang hilang pemaknaan pada ideologi dasar yang telah melekat.

    nb. salut untuk kalian, sudah mewarnai Bandar Lampung...
    dulu sempet punya ide nge-BOMB tembok digereja daerah kantor pos bandarlampung..hehehe,.. tapi kta gak tau ijin sama siapa..

    btw blognya kok ga ada??
    keep in touch.
    thx

    -owner "dystopia"

    BalasHapus
  3. untuk izin biasanya disertai sketsa gambar yg akan dibuat, tp kl untuk tembok kosong (beton / bangunan kosong) free aja.
    LSA memang awalnya didirikan sebagai wadah untuk pelaku street art Graffiti, BMX, Skateboard dll tp kemudian sebagian lebih memilih berjalan masing2.
    blognya blm sempet dibuat.

    BalasHapus
  4. assalamualaikum wr.wb
    atas berkat rahmat tuhan YME dan dengan didorongkan keinginan yang luhur dan supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas maka saya yang notabene adalah seorang mahasiswa rantau dari sebuah kecamatan yang terletak jauh dari peradaban ibu kota yang mana pada dasarnya kurang memahami daripada arti sebuah sistem yang pada dasarnya menadi topik pembicaraan daripada anda diatas.tapi bahwasannya perlu untuk diketahui saya yang notabene adalah seorang mahasiswa rantau dari sebuah kecamatan yang terletak jauh daripada peradaban ibu kota yang memiliki alamat daripada RT 14 RW 05 dusun IV kampung Tanjung Harapan kecamatan Seputih Banyak kabupaten lampung Tengah.
    adi kembali ke topik semula,bahwasannya saya yang notabene adalah seorang mahasiswa rantau dari sebuah kecamatan yang terletak jauh dari peradaban ibu kota juga merupakan anggota daripada sekumpulan pemuda/i yang bergerak dalam sebuah naungan organisasi kepemudaan yang memiliki nama daripada "lampung street art".perlu anda ketahui dengan seksama,bahwasannya saya ikut berkreasi dengan menggunakan uang yang saya kumpulkan dari sisa-sisa uang atah makan saya.dalam 1 minggu say hanya diberi atah orang tua sebesar Rp.125.000.untuk uang keperluan makan,jaan,urusan kuliah,dan lain-lain dapat disimpulkan bahwasannya ini tidak cukup.adi secara garis besar saya bukan anak orang kaya,dan saya juga hanya seorang anak petani yang tinggal di sebuah kecamatan yang jauh dari peradaban ibu kota yang ingin ikut berkreasi..
    wassalamualaikum..

    BalasHapus
  5. assalamualaikum wr. wb.
    mohon maaf kalau saya benar2 salah, kalau mengatakan kalian adalah 'orang kaya' semuanya...

    saran untuk kalian..
    jadilah BOMBER dengan penuh, pahami filosofis sebuah graffiti...

    jangan seperti dandan PUNK tapi buta apa itu PUNK...

    sukses

    BalasHapus
  6. second half...
    tulisan blog ini terlalu melihat dari satu sisi
    saya bukan BOMBERhollics,tapi saya STREET ART LOVERS,
    mungkin saya melihat pada grafity Rio de janeiro 2005 dalam event ART PARTY'S,beribu-ribu orang dari seluruh kawasan BRASIL,datang untuk menuangkan curahan-curahan Aerosol ke dinding...padahal kita tahu negara Brasil adalah negara berkembang..tak ubahnya sama dengan kita...
    so...you need think twice for your post
    APABILA ADA SESEORANG BERPEGANG PADA IDE/IMAJINASI YANG BENAR MENGAPA KITA BERFIKIR UNTUK MENGHALANGNYA

    LSA....CAIYO

    salam to lowrider unila
    padahal gw bukan lowrider..heheheh

    BalasHapus
  7. Saran gue nih buat kalian..
    baca dulu sejarah Graffiti dulu... apa makna filosofisnya..
    kalau di brazil ada Fest Art di Jakarta juga Ada JakArt..
    --
    sekedar meningatkan.. jaman dulu
    ada grafitti sederhana banget MERDEKA atau MATI..
    saya lebih menghargai itu sebagai Graffiti daripada sekerdar Ucapan Selamat Ulang tahun buat Pacarnya yang diukir2!!

    rgrds,

    BalasHapus
  8. graffity bukan lah bahan pelampiasan ejekan ... tapy graffity adalah hasil pikiran jerih payah bombing untuk membuat karya zeni jalananyang para bombing meinginkan graffity d terima masyarakat dengan baik . namun sebagian mazyarakan d sekitar linkungan tigak menerima debgan baik . dan akhirya graffity d sebut perusak linkungan sebut aja kami BALart .kami bnta graffity .gab kami bgga kalo graffity sak d sepelekan . kami ga treima kalo graffity d sebut perusak linkungan apalagi graffity d slah gunakan sebagao barang ehekan sesama bombing.



    thankz : balart lpgraffity bali art

    BalasHapus
  9. yapz.....
    bener banget.....
    graffiti adalah seni...
    tetapi, banyak org yg tidak tahu indahnya seni graffiti.

    D metro, banyak tembok kosong yang besar, yg tidak ada pemiliknya.
    tapi, itu masih dianggap ILEGAL oleh aparat.
    Tempat yang baru diLEGALkan oleh aparat hanya di LAP.SAMBER.

    Jadi, gara-gara gak ada tempat buat kita BOMB, akhrinya saya dan teman-teman saya minta izin dengan KEP_SEK sekolah kita, supaya mengizinkan tembok parkir sepeda kita buat mural. Dan akhirnya kita diizinkan untuk membuat mural di SMPN 4 METRO.
    hehehehehehe

    Kita mengakui BOMBER-BOMBER BANDAR LAMPUNG memang hebat! Imajinasinya tinggi-tingi...

    Niatnya nanti, saya ingin daftar Imajinasi saya dan teman-teman saya di LAP.SAMBER setelah UN.
    hehehehehe
    Yah.....
    Soalnya saya dan teman-teman saya baru saja membuat tim graffiti juga...
    Jadi kita ingin bergabung dengan graffiti yang lainnya di LAP.SAMBER.
    hehehehehe


    Main ya ke Blog kita.....!

    BalasHapus

say something....