(..lanjutan)
Area lembah Harau yang bertabur air terjun benar-benar pemandangan yang sejuk dimata. Lukisan alam yang hmm keren dah!! Setelah berhenti di lokasi titik echo setelah lelah saut-sautan dengan suara sendiri kita lanjut perjalanan. BTW kita jalan dengan mobil Dinas perhubungan sana jadi gak pake bayar Tiket masuk, hmm HTMnya ga tau, gak sempet nanya. Kita masuk semakin jauh, kita berhenti lagi di lokasi air terjun pertama. Posisinya di sebelah kanan jalan raya! Kita berhenti dan mulai menaiki bukit yang disediakan tangga, sekitar 300 meter keatas. Dan dari sini kita bisa melihat sejauh mata memandang bukit dan belahan-belahan tebingnya... hmm danau singkarak keliatan walau jauh.. hmm.. it’s so nice!
Hmm penyesalan peralatan dokumentasi kita tak memadai keluar lagi : (
Foto-foto sebentar kita berangkat lagi, kali ini kita ke tempat air terjun lagi. Letaknya agak masuk kedalam dari jalan raya. Disana ternyata ada 3 titik air terjun yang berdekatan jaraknya (sekitar 200 meter) dengan ketinggian sekitar 100-200 meter. Air dingin mengalir deras. Dibawah banyak batu-bati besar, lumayan buat terapi pijat alami... kita semua cuman nyicip 2 titik air terjun, karena udah kecapean. Dan akhirnya kita makan siang. Soalnya kita ngebontot... kita makan di warung yang lagi tutup. Laper kita makan lahap. Sampe kenyang.
Selesai berendam di air terjun, pulang kerumah, siap-siap lanjut perjalanan. Rencananya kita ke Bukit tinggi, mau liat Jam Gadang, beli Oleh-oleh. Berangkat sekitar jam 1 siang. Dan ternyata kita berpisah dengan Kijang Super ’ngebut itu’ kita bakal dianter dengan Mobil DISHUB tadi, Uda the driver masih capek mau istirahat, jadi nanti kita dijemput disana nanti.
Berangkatlah kita dengan keadaan yang lebih baik, mobil nyaman, AC, luas dan full music. Hmm kita terlelap dialunan musik Imanez. Dan 30 menit kemudian kita terbangun Imanez pun berganti Dangdut REMIX. Kita di turunin di Bukit tinggi di Lobang Jepang, hmm tempat pariwisata dengan pemandangan Lembah. Konon tempat bekas para pejuang Jepang bersembunyi atau tempat romusha dulu. Lupa. Tiket masuk 3500. disana banyak banget monyet2 berkeliaran... jadi kadang-kadang bungkusan yang kita bawa diincer. Istirahat, fot0-foto kita akhirnya jalan kaki menuju pasar atas, menuju jam gadang. Tempatnya sejuk banget. Menanjak, ketemu patung bung hatta, foto lagi. Dan akhirnya kita di jam gadang square. Akhirnya ngeliat sendiri jam gede ini. Disekelilingnya taman, banyak anak-anak muda pacaran, anak kecil sama ibunya main. Kayak taman kota di sekelilingnya pasar cinderamata, ruko, bahkan ada calon mall yang dibangun disana. Ada beberapa delman juga. Jam gadang ini yang bikin unik adalah angka romawi pada angka jamnya salah.. ditulis – IIII – untuk angka 4 pada semua sisi. Foto-foto sebentar, hujan masih rintik dan kita masuk ke sarang cinderamata, kita mengharapkan dengan membawa orang lokal kita bisa menang dalam tawar menawar. Hmm ternyata waktu berlalu, toko dah dari ujung ke ujung lagi, kae gak bisa melawan... kita pun menyerah, dan hanya puas dengan membawa beberapa gantungan kunci jam gadang, tas anyaman, sepatu, baju kaos. Ternyata orang-orang padang tetap pada pendirian mereka, susah ditawar!
Hmm tapi , sepakat. UNI-UNI bukit tingi hmm bikin adem. Senyum manis dibalik kerudung... 1 pemandangan yang indah lagi hehehe.
Kaki capek hampir magrib kita keluar pasar, duduk di warung dan mesen makanan. Kita mesen mie ayam baso (duh jauh2 ke bukit tinggi makan mie ayam ??)
Duduk dan mulai itung2an keuangan. Dan dapet kesimpulan, kita bangkrut! Anto bahkan gak ada ongkos pulang, tito pas buat ongkos pulang. Capek akhirnya jemputan dateng, kita pun kembali ke Sang kijang Super biru. Melanjutkan pulang ke kota Padang. Kita pun melaju dengan kecepatan entah berapa, dan anto mulai kembali pusing. Mabok. Uda cuman membujuk dengan bilang, ntar lagi sampe to, tahan ajah. Hehehe dari 1 jam sebelum kita bener2 sampe...hehehe. 2 ½ jam kita sampai rumah...hmmm dengan selamat! Alhamdulilah. Dengan kecepatan dan keadaan mobil yang begitu kita benar-benar bersyukur! Sampai rumah, mandi, makan, tidur lelap! Dengan lapang ’Secara’ rumah sudah dikuasai kita. Dan pagi hari kita sudah siap-siap untuk pulang, pergi meninggalkan Ranah Minang. Kita milih lewat darat. Bukan karena alasan apa-apa cuman uangnya cukupnya buat naik bis, hehehe. Ari, Lisa, Anto, Tito berangkat dengan Lorena. Perjalanan darat bikin pusing, jalan melingker-lingker susah tidur. Tapi lumayan kita lewat Jambi. Selesai perjalanan dari Sumatra Barat. Pengalaman yang indah. Dan aku pun turun di Palembang kawan yang lain terus lanjut sampai BandarLampung , di palembang ini beda lagi petualangannya...
Lain ceritera..hehehehe.....
Mau jalan2?? Punya temen di Padang? Nabung, berangkat!
Area lembah Harau yang bertabur air terjun benar-benar pemandangan yang sejuk dimata. Lukisan alam yang hmm keren dah!! Setelah berhenti di lokasi titik echo setelah lelah saut-sautan dengan suara sendiri kita lanjut perjalanan. BTW kita jalan dengan mobil Dinas perhubungan sana jadi gak pake bayar Tiket masuk, hmm HTMnya ga tau, gak sempet nanya. Kita masuk semakin jauh, kita berhenti lagi di lokasi air terjun pertama. Posisinya di sebelah kanan jalan raya! Kita berhenti dan mulai menaiki bukit yang disediakan tangga, sekitar 300 meter keatas. Dan dari sini kita bisa melihat sejauh mata memandang bukit dan belahan-belahan tebingnya... hmm danau singkarak keliatan walau jauh.. hmm.. it’s so nice!
Hmm penyesalan peralatan dokumentasi kita tak memadai keluar lagi : (
Foto-foto sebentar kita berangkat lagi, kali ini kita ke tempat air terjun lagi. Letaknya agak masuk kedalam dari jalan raya. Disana ternyata ada 3 titik air terjun yang berdekatan jaraknya (sekitar 200 meter) dengan ketinggian sekitar 100-200 meter. Air dingin mengalir deras. Dibawah banyak batu-bati besar, lumayan buat terapi pijat alami... kita semua cuman nyicip 2 titik air terjun, karena udah kecapean. Dan akhirnya kita makan siang. Soalnya kita ngebontot... kita makan di warung yang lagi tutup. Laper kita makan lahap. Sampe kenyang.
Selesai berendam di air terjun, pulang kerumah, siap-siap lanjut perjalanan. Rencananya kita ke Bukit tinggi, mau liat Jam Gadang, beli Oleh-oleh. Berangkat sekitar jam 1 siang. Dan ternyata kita berpisah dengan Kijang Super ’ngebut itu’ kita bakal dianter dengan Mobil DISHUB tadi, Uda the driver masih capek mau istirahat, jadi nanti kita dijemput disana nanti.
Berangkatlah kita dengan keadaan yang lebih baik, mobil nyaman, AC, luas dan full music. Hmm kita terlelap dialunan musik Imanez. Dan 30 menit kemudian kita terbangun Imanez pun berganti Dangdut REMIX. Kita di turunin di Bukit tinggi di Lobang Jepang, hmm tempat pariwisata dengan pemandangan Lembah. Konon tempat bekas para pejuang Jepang bersembunyi atau tempat romusha dulu. Lupa. Tiket masuk 3500. disana banyak banget monyet2 berkeliaran... jadi kadang-kadang bungkusan yang kita bawa diincer. Istirahat, fot0-foto kita akhirnya jalan kaki menuju pasar atas, menuju jam gadang. Tempatnya sejuk banget. Menanjak, ketemu patung bung hatta, foto lagi. Dan akhirnya kita di jam gadang square. Akhirnya ngeliat sendiri jam gede ini. Disekelilingnya taman, banyak anak-anak muda pacaran, anak kecil sama ibunya main. Kayak taman kota di sekelilingnya pasar cinderamata, ruko, bahkan ada calon mall yang dibangun disana. Ada beberapa delman juga. Jam gadang ini yang bikin unik adalah angka romawi pada angka jamnya salah.. ditulis – IIII – untuk angka 4 pada semua sisi. Foto-foto sebentar, hujan masih rintik dan kita masuk ke sarang cinderamata, kita mengharapkan dengan membawa orang lokal kita bisa menang dalam tawar menawar. Hmm ternyata waktu berlalu, toko dah dari ujung ke ujung lagi, kae gak bisa melawan... kita pun menyerah, dan hanya puas dengan membawa beberapa gantungan kunci jam gadang, tas anyaman, sepatu, baju kaos. Ternyata orang-orang padang tetap pada pendirian mereka, susah ditawar!
Hmm tapi , sepakat. UNI-UNI bukit tingi hmm bikin adem. Senyum manis dibalik kerudung... 1 pemandangan yang indah lagi hehehe.
Kaki capek hampir magrib kita keluar pasar, duduk di warung dan mesen makanan. Kita mesen mie ayam baso (duh jauh2 ke bukit tinggi makan mie ayam ??)
Duduk dan mulai itung2an keuangan. Dan dapet kesimpulan, kita bangkrut! Anto bahkan gak ada ongkos pulang, tito pas buat ongkos pulang. Capek akhirnya jemputan dateng, kita pun kembali ke Sang kijang Super biru. Melanjutkan pulang ke kota Padang. Kita pun melaju dengan kecepatan entah berapa, dan anto mulai kembali pusing. Mabok. Uda cuman membujuk dengan bilang, ntar lagi sampe to, tahan ajah. Hehehe dari 1 jam sebelum kita bener2 sampe...hehehe. 2 ½ jam kita sampai rumah...hmmm dengan selamat! Alhamdulilah. Dengan kecepatan dan keadaan mobil yang begitu kita benar-benar bersyukur! Sampai rumah, mandi, makan, tidur lelap! Dengan lapang ’Secara’ rumah sudah dikuasai kita. Dan pagi hari kita sudah siap-siap untuk pulang, pergi meninggalkan Ranah Minang. Kita milih lewat darat. Bukan karena alasan apa-apa cuman uangnya cukupnya buat naik bis, hehehe. Ari, Lisa, Anto, Tito berangkat dengan Lorena. Perjalanan darat bikin pusing, jalan melingker-lingker susah tidur. Tapi lumayan kita lewat Jambi. Selesai perjalanan dari Sumatra Barat. Pengalaman yang indah. Dan aku pun turun di Palembang kawan yang lain terus lanjut sampai BandarLampung , di palembang ini beda lagi petualangannya...
Lain ceritera..hehehehe.....
Mau jalan2?? Punya temen di Padang? Nabung, berangkat!
0 komentar:
Posting Komentar
say something....