Ada banyak ironi disekitar.bukan ironi perbedaan nasib, beda keadaan, dan rezeki. Itu semua aturannya pasti pas. Maksudku ironi tentang sikap, sifat dan prinsip menjalani hidup.
Hmm, ketika kita berjuang sendirian, mengais rejeki untuk bisa bertahan hidup. Bekerja dengan keringat, apapun untuk mendapatkan sekeping logam untuk penahan lapar.Tepat di sebelah kita,seorang mengeruk kekayaan semudah jentikkan tangan. Tak sekedar kepingan-kepingan logam, tapi batangan2 emas! Ah, aku miris. Iri tidak. Hanya miris. Mungkin semiris mereka yang menarik gerobak diselipan mobil-mobil mewah dijalan raya.
Ironi didepan hidungku sendiri, yang kadang membuat akal-ku abu-abu. Prinsipku goyah, ah it’s all about the money…Tidak, aku akan tetap berujar bangga, Aku Makan Minum dengan Keringatku Sendiri!
Semua memilih jalannya masing-masing…
0 komentar:
Posting Komentar
say something....