Discover fascinating and informative short stories on our blog. From historical events to natural world facts, our random stories will captivate you. Read now and expand your knowledge in a fun and enjoyable way!

Jumat, 12 Juni 2009

Jilid Sepuluh (Naga)

Jumat, Juni 12, 2009 Posted by Tito No comments
continued,...


Naga Barat terbangun, lapar seperti biasa, dan satu keringat mengalir menetes lewat sisik belakang punggungnya. Dengan matanya yang masih tertutup kotoran mata keemasan, ia menguap panjang. Lalu ia meregangkan kaki depannya. Menarik punggungnya hingga sisiknya bergemerisik, dan menjulurkan kaki belakangnya ke belakang. Lalu Naga mulai berguling dan menggaruk perutnya yang keras.

Sambil bermain-main setengah tidur, ia menghembuskan nafas sebal. Sudah beberapa kali ini ia dimarahi oleh Mendiang Ayahnya lewat mimpi.

Hanya ada empat Naga dalam setiap masa di dunia hewan. Dua Naga Betina dan dua Naga Jantan. Masing-masing tinggal di Lembah Utara, Bukit Timur, Pantai Barat, dan Danau Selatan. Namun jarang sekali hewan yang mengetahui hal ini. Bagi banyak dari hewan itu, Naga adalah hewan legenda yang tak pernah mampir dalam pekarangan mereka. Bagi sebagian hewan lain, Naga hanya tinggal di gunung tinggi, karena kecerobohan Naga Bukit Timur dalam menyamar ketika pergi berjalan-jalan beberapa waktu lalu.

Setiap satu kali dalam masa kehidupan Naga, mereka akan bertemu dengan pasangannya masing-masing, Naga Barat bertemu dengan Naga Timur, dan Naga Utara mendatanglalu melahirkan satu anak Naga Jantan yang akan ditebus oleh kematian Sang Ayah Naga, dan melahirkan satu anak Naga Betina, yang akan menghilangkan nyawa Sang Ibu Naga.

Namun para orangtua Naga akan berkomunikasi dengan anak-anak mereka lewat mimpi dalam tidur mereka yang sangat panjang.

Naga Barat akhir-akhir ini sering dimarahi karena ia pernah tertangkap mata oleh ular sedang memetik bunga di suatu padang yang sepi. Dan karena alasan konyol itulah, orangtuanya memarahi ia bermalam-malam dalam tidurnya.

Sambil berpikir bahwa udara sangat hangat, dan akan sangat mengasyikkan untuk tidur kembali, meski itu berarti ia masih harus menahan lapar, dan bertemu Ayahnya yang senang mengomel ringan, Naga Barat pun memutuskan untuk tidur.

Belum sempat Naga Barat memejamkan mata, Biji Dandelion menegurnya. "Naba! (Panggilan untuk Naga Barat)" Dan Naga Barat menegakkan kupingnya.

"Saatnya tiba." Biji Dandelion berbisik sesaat sebelum kembali ke dalam peluk angin yang membawanya pergi.

Naga Barat pun kembali membuka mata, dan berpikir bosan, "Duh, harus mencari makan sekarang, sebelum waktu tiba dan kaum Naga mulai bergerak." Lalu ia mengibaskan ekornya dan menyelinap ke dalam pasir dan memakan puluhan kerang-kerang, kepiting, ikan pasir, dan akar bakau.

Sementara itu Biji Dandelion terbang ke tempat Naga terakhir, Naga Selatan-Gala.

Gala, Sang Naga Selatan tinggal di dasar danau musim semi di suatu tempat yang sangat jauh, dan sangat indah. Gala juga merupakan satu-satunya Naga yang mampu hidup di air lebih dari 100 tahun tanpa menyentuh udara di atas danau sedikitpun. Dan Gala, adalah satu-satunya Naga yang pernah menyelam hingga ke dasar Samudera Dunia Hewan.

Oleh sebab itu, Biji Dandelion sangat terkejut melihat padang menuju danau musim semi tempat Gala tinggal terlihat sangat kotor dan berantakan, seolah serombongan hewan lari terbirit-birit di atas padang tersebut. Namun keterkejutan tersebut bertambah ketika Biji Dandelion melihat danau musim semi tempat Gala tinggal berwarna merah dan berbau anyir.

Biji Dandelion terhenyak, dan terjatuh dari genggaman angin ke dalam dinginyya air danau musim semi tersebut.

"Gala!" Bisik Biji Dandelion kepada seluruh butiran air yang meregang di permukaan danau.

"Gala." Bisik Biji Dandelion kepada gelembung udara yang biasa meniupkan pesan dari tanah dasar danau.

"Gala..." Bisik Biji Dandelion lagi, kali ini entah kepada siapa ia berbisik.

Dan tak ada jawaban dari Naga Selatan, Air Danau ataupun sekedar pesan dari tanah dasar danau.

Regangan air terpecah, dan Biji Dandelion perlahan tenggelam dalam danau musim semi, menyelimuti dirinya dengan air anyir merah, sisik keemasan milik Naga, dan rahasia tentang kematian satu ekor Naga dari Selatan.


to be contineud....


0 komentar:

Posting Komentar

say something....