Ibu Kita Kartini

Bulan Kartini dah mu habis, tapi kemarin baru baca Artilel Tentang ‘Yunda’ Kartini di Majalah Tempo thn 1987 waktu lagi nongkrong di masjid (jarang2 nongkrong di masjid :p). Kartini yang untuk seukuran jaman dulu, jaman jebot. Jaman dimana Patriarki, Kebangsawanan, Gender dan Tata Krama Kasta jadi hukum pasti.. Perempuan, wanita cerdas dan ‘rebel’. Membaca ringkasan kisahnya rasanya keren banget. Pemikirannya bener-bener ‘beyond-century’. Ada satu pemikirannya yang aktual sampai sekarang “Dunia akan lebih damai jika tidak ada agama yang sering menjadi alasan manusia untuk berselisih, terpisah dan saling menyakiti…Agama harus menjaga kita daripada berbuat dosa, tetapi berapa banyaknya dosa diperbuat orang atas nama agama itu…”

Dan ternyata bangsa ini telah punya banyak ‘kartini-kartini’ modern. Mereka pasti selalu disorot media kalau bulan April datang. Mungkin ‘kartini-kartini’ sekarang dah gak surat-suratan lagi. Mereka NgeBlog…
Alangkah indahnya kalau ada sebuah produser atau mungkin sutradara berniat serius membuat film layar lebar tentang kartini. (asal jangan punjabi Inc. aja!)
Jadi AURA kartini gak cuman pawai anak-anak sekolah berpakaian mbok-mbok jamu, tanpa tahu Kartini itu ngapain sampai jadi pahlawan nasional?

Film historikal Indonesia masih dikit. Banyak yang masih bisa diangkat. Ada beberapa ide, kayak memfilmkan Gajah Mada dari bukunya Langit, Terus pertempuran Arafurunya yos sudarso, skenarionya AKU sumandjaya –chairil anwar, Biografi Soekarno… hmm. Andainya punya duit banyak..hehehe

Tapi kepikiran, Marah gak yah Kartini? Soalnya surat-surat dia di sebarluaskan. Padahal itukan hal pribadi dia. Kalau kartini mungkin masih mending, Soe Hoek Gie lebih parah buku hariannya di jadiin buku… hehehe.
Mungkin kalau punya blog trus dijadiin buku, bakalan jadi kaya. Hehehe….